Buku ini diawali dengan hal yang mencengangkan bahwa
kenyataannya pendidikan akuntansi tidak mengajarkan pentingnya pemahaman etika
dalam akuntansi. Penulis berargumen dengan sangat baik mengapa mahasiswa
akuntansi tidak terlalu mementingkan aspek etis dalam praktik akuntansi. Bahkan
mahasiswa akuntansi tidak sadar bahwa mereka kelak akan menjadi profesi akuntan
yang nantinya akan bertemu dengan kode etik seperti profesi dokter, perawat,
dsb.
Selama ini mahasiswa tidak menduga bahwa perilaku tidak etis seorang
akuntan memiliki dampak yang sangat besar bagi sekitarnya. Apabila akuntan yang
berfungsi memberikan informasi keuangan suatu perusahaan memanipulasi
laporannya dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan “tertipu” terhadap apa
yang mereka baca. Kasus Enron salah satu bukti bahwa “unethical accountant is a dangerous profession”.
Berbagai teori etika dibahas dengan konteks akuntan sebagai
subjek etisnya. Bagaimana menentukan suatu tindakan dikatakan etis? Apakah berdasarkan
akibat dari tindakan tersebut? Atau dari motivasi dibalik tindakan tersebut?
Apakah seorang dokter yang ditanya oleh seorang ibu yang sedang dirawat
mengenai kondisi anaknya yang sama-sama mengalami kecelakaan harus mengatakan
bahwa anaknya telah meninggal? Atau dokter tersebut harus berbohong agar ibunya
tidak mengalami shock? Apakah tindakan
yang tidak membahayakan sekitarnya dikatakan etis?
Penulis dengan sangat baik memberikan contoh berbagai film tahun
1990an yang menceritakan bagaimana akuntan menghadapi dilema etika. Penulis
juga menunjukan ternyata akuntan juga berperan sebagai terorisme bagi
masyarakat internasional.
Hanya 225 halaman sangat singkat sehingga penulis memberikan
referensi empiris pada setiap chapter sehingga pembaca dapat menelusuri lebih
jauh mengenai topik yang diminati.