To Be and To Have
Don’t
judge each day by the harvest that you reap.. But by seeds that you plant.
Mengingat lagi pelajaran Bahasa Inggris mengenai dua kata To be dan To have. Kalo ditanya arti dari dua kata itu pasti tanpa melihat kamuspun kita sudah bisa menjawabnya, To be = ingin menjadi, to have= ingin memiliki. Tetapi ketika kita ditanya makna dari kata tersebut.. voila! To be dan To have merupakan hal yang sangat berbeda.


Nah,
sekarang pertanyaannya apa yang kita kejar sekarang? Misalnya saya
ingin menjadi manajer. Jawabannya adalah: tergantung dari apa yang menjadi
fokus pengejarannya. Bila saya ingin menjadi manajer karena gaji manager,
tunjangan, fasilitas, dan pujian dari banyak orang, keinginan untuk menjadi
manajer itu merupakan to have. Namun, kalau yang saya kejar adalah
kesempatan berprestasi yang lebih besar, mengembangkan kemampuan, dan tanggung
jawab seorang manajer, keinginan itu merupakan to be.
Kalau
pikiran kita dijejali dengan to have, kecenderungannya adalah,
setiap apa yang kita lakukan harus
selalu dibalas dengan materi, bayaran, fasilitas, dan tunjangan. Kita tidak
tertantang untuk melakukan pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal.
Prestasi kerja kita pun terbatas karena kita bekerja sesuai gaji yang di terima
dari perusahaan. Ketika bonus perusahaan menurun, seorang manajer yang
berorientasi pada to have kinerjanya akan sebanding dengan
menurunnya bonus, seorang karyawan ketika tidak mendapatkan uang lembur, atau
seorang auditor yang tidak mendapatkan charge uang lembur yang sesuai. Seolah-olah
motivasi kita bekerja hanyalah berdasarkan apa yang kita dapatkan.
Parahnya
lagi, ketika seseorang tergoda mengejar to have, seringkali orang
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan to have yang dia
inginkan. Para pejabat yang terlibat berbagai kasus korupsi merupakan
contoh akibat tergiur dengan godaan to have.

Hasilnya,
Grameen Bank mampu melayani hampir 50% penduduk miskin di Bangladesh. Hingga
Desember 2006, Grameen Bank telah mampu melayani 1.074.939 kelompok (tiap
kelompok beranggotakan 5 orang). Grameen Bank sangat membantu untuk mengentaskan
kemiskinan di Bangladesh dan konsep Grameen Bank ditiru di 100 negara lebih.
Konsep micro finance inilah yang mengantarkannya sebagai
peraih Nobel pada tahun 2006.

Begitu
pula pendiri perusahaan obat Merck, filosofi dari perusahaan
tersebut yang disampaikan oleh George Merck, “Kami mencoba
mengingat bahwa obat-obatan adalah untuk kesembuhan pasien..bukan
untuk mendapatkan laba. Laba akan mengikutinya, dan apabila kami mengingat akan
hal itu, laba tidak pernah gagal untuk muncul.”
.jpg)
Sekali lagi, yakinlah
ketika kita berorientasi to be, pasti to have akan
mengikuti.
by:Purwaningtyas, Putri