Senin, 26 Maret 2012

to be and to have




To Be and To Have


Don’t judge each day by the harvest that you reap.. But by seeds that you plant.



Mengingat lagi pelajaran Bahasa Inggris mengenai dua kata To be dan To have. Kalo ditanya arti dari dua kata itu pasti tanpa melihat kamuspun kita sudah bisa menjawabnya, To be = ingin menjadito have= ingin memiliki. Tetapi ketika kita ditanya makna  dari kata tersebut.. voila! To be dan To have merupakan hal yang sangat berbeda.



To be merupakan keinginan kita untuk menjadi. Keinginan yang dikaitkan untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan yang kita miliki untuk menjadi something, misalnya keinginan untuk menjadi pengusaha sukses, artis terkenal, karyawan terbaik, dosen, atau apapun.




Sedangkan To have adalah keinginan untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan dengan proses meraih benda-benda, materi, atau hasil dari sebuah usaha. Contohnya, keinginan untuk mendapatkan gaji besar, tunjangan, rumah, mobil, popularitas, status, dan pujian.




Nah, sekarang pertanyaannya apa yang kita kejar sekarang?  Misalnya saya ingin menjadi manajer. Jawabannya adalah: tergantung dari apa yang menjadi fokus pengejarannya. Bila saya ingin menjadi manajer karena gaji manager, tunjangan, fasilitas, dan pujian dari banyak orang, keinginan untuk menjadi manajer itu merupakan to have. Namun, kalau yang saya kejar adalah kesempatan berprestasi yang lebih besar, mengembangkan kemampuan, dan tanggung jawab seorang manajer, keinginan itu merupakan to be.

Kalau pikiran kita dijejali dengan to have, kecenderungannya adalah, setiap apa yang kita lakukan harus selalu dibalas dengan materi, bayaran, fasilitas, dan tunjangan. Kita tidak tertantang untuk melakukan pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal. Prestasi kerja kita pun terbatas karena kita bekerja sesuai gaji yang di terima dari perusahaan. Ketika bonus perusahaan menurun, seorang manajer yang berorientasi pada to have kinerjanya akan sebanding dengan menurunnya bonus, seorang karyawan ketika tidak mendapatkan uang lembur, atau seorang auditor yang tidak mendapatkan charge uang lembur yang sesuai. Seolah-olah motivasi kita bekerja hanyalah berdasarkan apa yang kita dapatkan.

Parahnya lagi, ketika seseorang tergoda mengejar to have, seringkali orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan to have yang dia inginkan. Para pejabat yang terlibat berbagai kasus korupsi merupakan contoh  akibat tergiur dengan godaan to have.

Namun demikian, bukan berarti to have dilarang. Keinginan ingin punya rumah mewah, mobil, jabatan, itu sah-sah saja. Tapi yang menjadi orientasi kita adalah pikirkan prestasi apa yang dapat kita perbuat untuk mendapatkan itu, to be apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan to have.  Ketika to be telah kita lakukan to have pasti akan mengikuti contoh dari Muhammad Yunus, Dari keinginannya untuk mengentaskan kemiskinan di  Bangladesh, dia mendirikan Grameen Bank sebuah konsep micro finance untuk membantu masyarakat miskin di Bangladesh. Keinginannya untuk mengentaskan kemiskinan sangat kuat dan harapannya One day our grandchildren will go to museums to see what poverty was like.
Hasilnya, Grameen Bank mampu melayani hampir 50% penduduk miskin di Bangladesh. Hingga Desember 2006, Grameen Bank telah mampu melayani 1.074.939 kelompok (tiap kelompok beranggotakan 5 orang). Grameen Bank sangat membantu untuk mengentaskan kemiskinan di Bangladesh dan konsep Grameen Bank ditiru di 100 negara lebih. Konsep micro finance  inilah yang mengantarkannya sebagai peraih Nobel pada tahun 2006.





Para pendiri perusahaan besar di dunia mereka menerapkan konsep to be untuk berprestasi dan berkontribusi bagi kehidupan masyarakat. Bill Gates, pada acara wisuda Harvard University 7 Juni 2007; “Pencapaian terbesar kemanusiaan bukan pada penemuan-penemuannya, melainkan bagaimana penemuan tersebut di gunakan untuk mengurangi kesenjangan di dunia. Baik itu lewat pendidikan public yang kuat, kesehatan yang berkualitas maupun kesempatan ekonomi yang luas. Mengurangi ketimpangan merupakan keberhasilan tertinggi.” Terbukti bahwa filosofi dari Bill Gates adalah untuk memberikan kontribusi teknologi yang berguna untuk umat manusia.


Begitu pula pendiri perusahaan obat Merck, filosofi dari perusahaan tersebut  yang disampaikan oleh George Merck, “Kami mencoba mengingat bahwa obat-obatan adalah untuk kesembuhan pasien..bukan untuk mendapatkan laba. Laba akan mengikutinya, dan apabila kami mengingat akan hal itu, laba tidak pernah gagal untuk muncul.”



Ketika kita yakin to have akan mengikuti to be. Kinerja kita tidak akan tergantung lagi dengan berapa gaji kita sekarang, berapa uang lembur yang kita terima. Yang kita pikirkan adalah bekerja maksimal untuk mencapai kualitas diri yang lebih baik, sehingga kita bisa bekerja dan beraktivitas lebih damai dan lebih menikmati hidup. Bukan menjadi orang yang selalu cemas dan khawatir dengan to have yang harus dia peroleh, gaji, tunjangan, jabatan, dan lain sebagainya.


 Sekali lagi, yakinlah ketika kita berorientasi to be, pasti to have akan mengikuti.


by:Purwaningtyas, Putri