Selasa, 20 November 2012

Belajar cara biar bisa Belajar

Bagi seorang yang sedang studi, belajar menjadi kebutuhan yang sangat amat penting. Mengapa? karena reward and punishment dalam keseharian seorang yang sedang studi sangat ditentukan oleh kemampuan memahami materi studi. Semakin dia memahami materinya akan semakin mudah mendapatkan reward dan semakin susah memahami akan semakin mudah pula mendapatkan punishment. Reward and punishment bukan hanya perkara nilai baik(buruk) saja. Penerimaan sosial di lingkungan studi, perasaan dibutuhkan oleh kolega, aktualisasi diri dan kepuasan saat memahami merupakan reward yang sangat menyenangkan bagi seorang yang sedang studi. 

Untuk mencapai itu semua, sangat penting mengetahui bagaimana belajar yang efektif agar mudah memahami materi sehingga semua reward dapat tercapai dengan mudah pula. Inilah masalahnya, (masalah saya saja) bagaimana cara belajar yang paling menyenangkan bagi saya agar mudah memahami materi sehingga reward reward dr lingkungan saya bisa didapatkan? oh my god.. sampe sekarang masih mencari-cari.. sempat beberapa waktu belajar dimalam malam buta menjadi kebiasaan dan saya menikmatinya dan tugas pun lancar, namun apa efeknya? bangun pagi pegel, ngantuk, dan pusing. Diperparah kalo pagi jam 7 udah suruh kuliah, oh my god, rasanya pengen bersin trus trusan krn alergi dingin dan debu makin sensitif deh klo abis lembur smlmnya. 

Okay, change the way, belajar dikampus dari jam 8 pg sampe jam 4 sore juga pernah kunikmati beberapa waktu lalu, tugas dan materi lancarr jayaa.. sampai setiap malam selalu rasanya lelah, letih, lesu. Apalagi ditambah sedang memenuhi diet tidak makan malem, oh my god.. malem cuma bisa guling-guling dikasur sambil internetan, chatting dan telpunan aja... (gimana lagi iniiii....). 

Pernah coba free style aja deh, biar senyamannya, alhasil dengan kebiasaan saya yang on-mood klo mw bljr saya harus nunggu sampe on-mood klo pengen bljrnya maksimal dan keren. Apa yang saya lakukan biar on-mood? kopi pernah menyenangkan dan menenangkan, tp apa yang didapatkan, saya overcoffe dan saya merasa seperti orang tua (rentan, mudah lelah, cepat pusing dan ketergantungannya makin tinggi sama kopi itu dah).. gimana lagi yak biar bisa on-fire on-mood belajar?? tidak mudah bagi saya menemukan momment dimana otak bekerja maksimal dan membaca materi berasa membaca komik, antusiasme memuncak seperti bermain game dan menonton filem. aaah, saya coba lagi membuat mood saya on-fire dengan menonton filem dulu ato main game dulu alhasil?? saya menyesali perbuatan saya membuang2 waktu dan berakhir menyesal, bete dan finnaly lompat dari jendela biar bangun2 ga perlu kekampus krn udah dirumah sakit (ini hiperbola).. ternyata cara itu ga fit juga, 

tadi baru saja hari ini, saya ga mood, bner2 ga mood karena harus baca artikel yang seharusnya sudah dibaca 2 minggu lalu tapi krn kesenangan saya bersenang2 (film dan game) saya baru mau baca sekarang, dan karena saya punya prinsip be number one or die, (saya lebih memilih die krn teman2 kolega udah pada selesai tugas ini 3 step forward dari saya). oh my godd... gimana cara bkin on-mood krn ini kewajiban yag harus diselesaikan... ak cb dengerin musik, seneng, tp ga bisa baca krn kepanasan, arrggh... ak cb beli kopi, stlh beli kopi di kantin, sempet kepikir selama ini blm pernah coba aku sholat dlu ya sblm bljr (mksdnya blm pernah nyoba sholat biar bisa on-mood belajar), then i try, i leave my coffee then take a pray for a momment, alhasil?? selesai sholat hati masih tidak tenang, pikiran tidak enak, panas rasanya dan masih belum sesuai harapan bahwa sholat bisa menenangkan hati jadinya bisa belajar. ahh.. akhirnya aku cb aja duduk, minum kopi, setel musik, dan status update dengan bilang hanya dengan ijinnya ini artikel bakal bisa lebih mudah dibaca dan dipahami (saya status update dng harapan dan doa dan suggesti itu bisa bikin hati saya tenang) alhasil? yap, sekarang saya menikmati artikel, memahami dan membacanya dengan penuh antusias dan semangat.. almost 90% done.. thanks god, it's really without You i can't read it clearly..

Kamis, 12 April 2012

Apakah akuntan perlu berperilaku etis??



Buku ini diawali dengan hal yang mencengangkan bahwa kenyataannya pendidikan akuntansi tidak mengajarkan pentingnya pemahaman etika dalam akuntansi. Penulis berargumen dengan sangat baik mengapa mahasiswa akuntansi tidak terlalu mementingkan aspek etis dalam praktik akuntansi. Bahkan mahasiswa akuntansi tidak sadar bahwa mereka kelak akan menjadi profesi akuntan yang nantinya akan bertemu dengan kode etik seperti profesi dokter, perawat, dsb. 

Selama ini mahasiswa tidak menduga bahwa perilaku tidak etis seorang akuntan memiliki dampak yang sangat besar bagi sekitarnya. Apabila akuntan yang berfungsi memberikan informasi keuangan suatu perusahaan memanipulasi laporannya dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan “tertipu” terhadap apa yang mereka baca. Kasus Enron salah satu bukti bahwa unethical accountant is a dangerous profession”.


Buku Karangan McPhail dan Diane Walters membagi menjadi dua pembahasan (1) Menjelaskan bagaimana cara akuntan berfikir etis dan (2) bagaimana Etika pada praktik akuntansi. Penulis mengumpulkan berbagai penelitian empiris mengenai etika dan menunjukan bagaimana hasil penelitian tersebut berkontribusi dalam literatur etika bisnis. Bagaimana penelitian tersebut saling menyerang dan menjatuhkan argumen peneliti lain sehingga tercipta berbagai aliran pemahaman dalam etika. Para filusuf seperti Habbermas, Foucoult, yang ternyata dipengaruhi oleh Karl Marx juga berbicara mengenai etika.


Berbagai teori etika dibahas dengan konteks akuntan sebagai subjek etisnya. Bagaimana menentukan suatu tindakan dikatakan etis? Apakah berdasarkan akibat dari tindakan tersebut? Atau dari motivasi dibalik tindakan tersebut? Apakah seorang dokter yang ditanya oleh seorang ibu yang sedang dirawat mengenai kondisi anaknya yang sama-sama mengalami kecelakaan harus mengatakan bahwa anaknya telah meninggal? Atau dokter tersebut harus berbohong agar ibunya tidak mengalami shock? Apakah tindakan yang tidak membahayakan sekitarnya dikatakan etis?


Penulis dengan sangat baik memberikan contoh berbagai film tahun 1990an yang menceritakan bagaimana akuntan menghadapi dilema etika. Penulis juga menunjukan ternyata akuntan juga berperan sebagai terorisme bagi masyarakat internasional.
Hanya 225 halaman sangat singkat sehingga penulis memberikan referensi empiris pada setiap chapter sehingga pembaca dapat menelusuri lebih jauh mengenai topik yang diminati.

Senin, 26 Maret 2012

to be and to have




To Be and To Have


Don’t judge each day by the harvest that you reap.. But by seeds that you plant.



Mengingat lagi pelajaran Bahasa Inggris mengenai dua kata To be dan To have. Kalo ditanya arti dari dua kata itu pasti tanpa melihat kamuspun kita sudah bisa menjawabnya, To be = ingin menjadito have= ingin memiliki. Tetapi ketika kita ditanya makna  dari kata tersebut.. voila! To be dan To have merupakan hal yang sangat berbeda.



To be merupakan keinginan kita untuk menjadi. Keinginan yang dikaitkan untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan yang kita miliki untuk menjadi something, misalnya keinginan untuk menjadi pengusaha sukses, artis terkenal, karyawan terbaik, dosen, atau apapun.




Sedangkan To have adalah keinginan untuk memiliki sesuatu, yang dikaitkan dengan proses meraih benda-benda, materi, atau hasil dari sebuah usaha. Contohnya, keinginan untuk mendapatkan gaji besar, tunjangan, rumah, mobil, popularitas, status, dan pujian.




Nah, sekarang pertanyaannya apa yang kita kejar sekarang?  Misalnya saya ingin menjadi manajer. Jawabannya adalah: tergantung dari apa yang menjadi fokus pengejarannya. Bila saya ingin menjadi manajer karena gaji manager, tunjangan, fasilitas, dan pujian dari banyak orang, keinginan untuk menjadi manajer itu merupakan to have. Namun, kalau yang saya kejar adalah kesempatan berprestasi yang lebih besar, mengembangkan kemampuan, dan tanggung jawab seorang manajer, keinginan itu merupakan to be.

Kalau pikiran kita dijejali dengan to have, kecenderungannya adalah, setiap apa yang kita lakukan harus selalu dibalas dengan materi, bayaran, fasilitas, dan tunjangan. Kita tidak tertantang untuk melakukan pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal. Prestasi kerja kita pun terbatas karena kita bekerja sesuai gaji yang di terima dari perusahaan. Ketika bonus perusahaan menurun, seorang manajer yang berorientasi pada to have kinerjanya akan sebanding dengan menurunnya bonus, seorang karyawan ketika tidak mendapatkan uang lembur, atau seorang auditor yang tidak mendapatkan charge uang lembur yang sesuai. Seolah-olah motivasi kita bekerja hanyalah berdasarkan apa yang kita dapatkan.

Parahnya lagi, ketika seseorang tergoda mengejar to have, seringkali orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan to have yang dia inginkan. Para pejabat yang terlibat berbagai kasus korupsi merupakan contoh  akibat tergiur dengan godaan to have.

Namun demikian, bukan berarti to have dilarang. Keinginan ingin punya rumah mewah, mobil, jabatan, itu sah-sah saja. Tapi yang menjadi orientasi kita adalah pikirkan prestasi apa yang dapat kita perbuat untuk mendapatkan itu, to be apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan to have.  Ketika to be telah kita lakukan to have pasti akan mengikuti contoh dari Muhammad Yunus, Dari keinginannya untuk mengentaskan kemiskinan di  Bangladesh, dia mendirikan Grameen Bank sebuah konsep micro finance untuk membantu masyarakat miskin di Bangladesh. Keinginannya untuk mengentaskan kemiskinan sangat kuat dan harapannya One day our grandchildren will go to museums to see what poverty was like.
Hasilnya, Grameen Bank mampu melayani hampir 50% penduduk miskin di Bangladesh. Hingga Desember 2006, Grameen Bank telah mampu melayani 1.074.939 kelompok (tiap kelompok beranggotakan 5 orang). Grameen Bank sangat membantu untuk mengentaskan kemiskinan di Bangladesh dan konsep Grameen Bank ditiru di 100 negara lebih. Konsep micro finance  inilah yang mengantarkannya sebagai peraih Nobel pada tahun 2006.





Para pendiri perusahaan besar di dunia mereka menerapkan konsep to be untuk berprestasi dan berkontribusi bagi kehidupan masyarakat. Bill Gates, pada acara wisuda Harvard University 7 Juni 2007; “Pencapaian terbesar kemanusiaan bukan pada penemuan-penemuannya, melainkan bagaimana penemuan tersebut di gunakan untuk mengurangi kesenjangan di dunia. Baik itu lewat pendidikan public yang kuat, kesehatan yang berkualitas maupun kesempatan ekonomi yang luas. Mengurangi ketimpangan merupakan keberhasilan tertinggi.” Terbukti bahwa filosofi dari Bill Gates adalah untuk memberikan kontribusi teknologi yang berguna untuk umat manusia.


Begitu pula pendiri perusahaan obat Merck, filosofi dari perusahaan tersebut  yang disampaikan oleh George Merck, “Kami mencoba mengingat bahwa obat-obatan adalah untuk kesembuhan pasien..bukan untuk mendapatkan laba. Laba akan mengikutinya, dan apabila kami mengingat akan hal itu, laba tidak pernah gagal untuk muncul.”



Ketika kita yakin to have akan mengikuti to be. Kinerja kita tidak akan tergantung lagi dengan berapa gaji kita sekarang, berapa uang lembur yang kita terima. Yang kita pikirkan adalah bekerja maksimal untuk mencapai kualitas diri yang lebih baik, sehingga kita bisa bekerja dan beraktivitas lebih damai dan lebih menikmati hidup. Bukan menjadi orang yang selalu cemas dan khawatir dengan to have yang harus dia peroleh, gaji, tunjangan, jabatan, dan lain sebagainya.


 Sekali lagi, yakinlah ketika kita berorientasi to be, pasti to have akan mengikuti.


by:Purwaningtyas, Putri

Jumat, 10 Februari 2012

Pintu Kemana Saja DORAEMON bisa dibikin!!

Pintu kemana saja milik doraemon sepertinya bisa terealisasi tidak hanya di dalam kartun.

Benarkah bisa begitu?
Misal dalam film doraemon nobita yang sedang berada di kamarnya ingin ke kamar shizuka dengan cepat, maka ia meminta doraemon mengeluarkan pintu kemana saja yang begitu dibuka dapat langsung berada dikamar shizuka. Kalau berdasarkan cerita tersebut maka fungsi dari pintu kemana saja yaitu memotong waktu tempuh yang seharusnya misalkan jarak kamar mereka ditempuh dengan jalan kaki dapat menghabiskan 1 jam menjadi hanya beberapa menit bahkan detik.

Mengapa waktu tempuh yang dipotong?

Misal jarak antara kamar nobita dan shizuka 10km, Bila ditempuh dengan jalan kaki misalkan nobita membutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai 10km, maka pintu kemana saja sudah memotong waktu 1 jam menjadi misalkan 10 detik. 




Apabila benar seperti itu dapat dikatakan kunci dari pintu kemana saja adalah kecepatan, kenapa kecepatan?

Bayangkan saja kalau kita dengan jalan kaki butuh 1 jam, dengan naik motor mungkin 15 menit, sekarang dengan pintu kemana saja cukup 10 detik. Berarti pintu kemana saja dapat memotong waktu tempuh 10 kilometer yang seharusnya ditempuh selama 1 jam menjadi 10 detik.

Apakah dapat dikatakan demikian?
yap, Satu satu nya cara memotong waktu tempuh 10 kilometer dari 1 jam menjadi 10 detik adalah dengan kecepatan. Kita tidak memotong jarak sama sekali, karena untuk sampai ke tempat shizuka harus tetap menempuh 10km, maka bila seperti itu sangat logis satu satunya cara menempuh 10km dalam waktu 10 detik adalah dengan kecepatan 1km/detik..? 

Bila hal tersebut dapat diterima, maka seluruh alat transportasi adalah pintu kemana saja dalam bentuk sangat sederhana, kenapa dikatakan demikian?



misal : kita masuk ke pintu pesawat garuda di CGK, 7 jam kemudian kita keluar dari pintu pesawat tersebut sudah berada di Dubai. 

Misal : kita masuk ke pintu kereta api gajayana dari yogyakarta, 7-8 jam kemudian kita keluar dari pintu yang sama sudah sampai di stasiun gambir jakarta. 

Bila benar kecepatan yang menjadi kunci dari pintu kemana saja, maka contoh diatas dapat diterima sebagai bentuk pintu kemana saja yang sangat sederhana. Dan dapat dikatakan usaha para pemecah rekor kecepatan tertinggi dunia adalah calon calon penemu pintu kemana saja versi doraemon, karena pintu kemana saja hanya memotong waktu tempuh jarak yang jauh. Jarak tetap ditempuh seluruhnya, yang berkurang hanya waktunya saja, makannya bila suatu hari ada alat / kendaraan yang dapat mengantarkan seseorang dengan selamat dengan kecepatan cahaya maka dapat dikatakan penemuan tersebut adalah pintu kemana saja milik doraemon yang sudah terealisasi di Dunia. Bisakah dikatakan Demikian?

Jumat, 13 Januari 2012

Apa itu Teori Akuntansi Positif

Tujuan teori akuntansi positif ada dua hal :

      1)      To explain
      Menyediakan alasan dari praktik yang dapat diteliti. Cth : teori akt positif harus dapat menjelaskan    kenapa perusahaan menggunakan LIFO dari pada FIFO.

      2)      To Predict
     Dapat digunakan untuk memprediksi fenomena akuntansi yang belum terobservasi. Memprediksi bukan harus mendatang, krn kejadian masa lalu yang blm ada bukti empiris yang sistematis juga harus dibuktikan dengan data historis.


Kenapa teori akuntansi positif penting..?

Wattz
       Dalam perusahaan manajer harus menentukan prosedur akuntansi manakah yang digunakan dalam menyusun laporan akuntansi eksternal. Contoh : manajer harus memilih metode depresiasi garis lurus atau double declining. Dalam memilih manajer harus mempertimbangkan berbagai hal manakah yang dapat mensupport perusahaan dan mana yang tidak mensupport perusahaan. Peran teori akt positif disini yaitu teori ini dapat memberikan gambaran akibat / dampak apabila manajer memilih salah satu metode tersebut. Sebagai cth : teori akt mengatakan bahwa harga saham akan meningkat signifikan pada perusahaan kecil yang mengalami kenaikan laba >25% dari tahun sebelumnya. Apabila manajer mengetahui prediksi perilaku investor dalam membeli saham akan seperti itu, maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang menaikan laba saat ini sampai >25% dari laba taun lalu. Itulah mengapa penting bagi manajer mempelajari teori akuntansi positif.

          Tersedianya berbagai prosedur akuntansi dapat digunakan manajer perusahaan untuk tujuan yang baik / buruk. Dikatakan buruk ketika manajer memilih prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laporan akuntansi yang bias. Laporan akuntansi dikatakan bias ketika perubahan prosedur menyebabkan perubahan nominal suatu akun secara material. Sehingga berdampak pengguna informasi akuntansi “terkecoh” dengan angka yang disajikan. Oleh karena itu penting bagi pihak financial statment user mempelajari teori akt positif agar memahami dan dapat memprediksi perilaku manajer dalam menyusun laporan keuangan. Sehingga pihak eksternal dapat mengurangi kemungkinan terjadinya salah interprestasi pada laporan keuangan suatu perusahaan karena pihak eksternal ga paham tentang teori akt positif.


Evolusi teori akuntansi :

      ·       Akhir abad 19 dan awal abad 20. Konsentrasi utama akuntansi yaitu menjelaskan pengamatan     terhadap praktek akuntansi dan menjalankan aturan metode pengajaran akuntansi. Mencoba menstrukturkan akuntansi agar dapat diajarkan praktik akuntansi secara umum.

Zimmerman
     ·       Setelah US Security acts (1933 dan 1934) akuntansi menjadi berfokus pada normatif dimana fokus menjadi bagaimana seharusnya perusahaan melaporkan. Nb: US security acts adalah dimana adanya perubahan pada pasar saham, yang tadinya saham, obligasi,dll hanya diperdagangkan pada pasar perdana, per 1933 pasar saham di US dibuka pasar kedua. Dimana antara perusahaan dengan pembeli saham tidak perlu bertemu secara langsung. Atau yang sekarang dikenal dengan NYSE, ASE, dll.

     ·       Tahun 1950-an ada perkembangan teori keuangan pada bidang ekonomi yang mendasari perkembangan teori efficient market hypothesis. Hasil penelitian ini bertentangan dengan akuntansi normatif. Kemudian peneliti mempelajari metoda penelitian baru dalam keuangan dan memperkenalkan kontradiksi ini kepada para praktisi.

      ·       Tahun 1970, merupakan awal studi empiris berbasis ekonomi. Pada tahun ini banyak paper yang tidak menyediakan penjelasan untuk praktek akuntansi. Hal ini terjadi karena teknik akuntansi tidak relevan dng penilaian perusahaan pada saat itu.


Rancangan positif dan normatif :

Teori akt normatif berusaha menyarankan bagaimana seharusnya isi dari laporan keuangan. Sedangkan teori akt positif menyediakan alasan mengapa individu memilih sebuah metode akuntansi. Teori akt positif tidak menganggap rancangan teori normatif tidak penting.


Garis Besar dari Metodologi :

Pengembangan teori, teori dikatakan sukses, dan competing theory
Sebuah teori terdiri dari dua bagian yaitu asumsi (didalamnya ada definisi dan logika yang menghubungkan) dan ada hipotesis. Pengembangan suatu teori dimulai dari pengamatan terhadap fenomena yang ada, mengidentifikasi fenomena sehingga akan lahir asumsi dan hipotesis yang dilanjutkan pengujian empiris. Hasil pengujian empiris akan terus dilakukan terhadap teori tersebut. Bila hasil pengujian empiris teori tersebut memiliki asumsi yg kecil dan nilai eror terhadap prediksi kecil maka teori tersebut dikatakan sukses, karena dapat menggambarkan dunia yang sebenarnya. Bila nilai eror besar dan asumsi terlalu banyak, maka akan lahir competing theory yang melawan teori sebelumnya bahwa teori sebelumnya blm dapat mengeneralisir seluruh kondisi yg ada.


Evidence

Peneliti mencari sampel penelitian biasanya mencari sampel yang luas, dengan alasan sampel tersebut dapat menolak Ho, mengapa luas? Karena biasanya Ho berbunyi tidak ada perbedaan, sedangkan Ha berbunyi ada perbedaan. Nalarnya klo pengen mencari perbedaan carilah sampel yang luas, jadinya hasil penelitian akan berbunyi ada perbedaan (atau menolak Ho).


Source : Wattz & Zimmerman, Positif Accounting theory